Pada artikel sebelumnya saya telah membahas masalah yang timbul jika setiap orang menerapkan pepatah “Banyak Anak Banyak Rezeki”. Pada artikel kali ini saya akan membahas bagaimana cara mengubah pola berpikir masyarakat tentang pepatah “Banyak Anak Banyak Rezeki”.
Menurut saya hanya ada satu cara dalam mengubah pola berpikir masyarakat, yaitu mengadakan sosialisasi. Mengapa sosialisasi? Karena dengan cara ini masyarakat Indonesia dapat dengan mudah mengetahui informasi daripada dengan cara lain, misalnya seminar atau diskusi lainnya.
Masyarakat Indonesia sangat suka dengan hal-hal yang unik. Bahkan, ada beberapa iklan yang sempat menjadi pembicaraan anak-anak muda di Indonesia karena iklan yang unik.
Sosialisasi dapat berupa banner, iklan di televisi, radio, koran, dll. Sosialisasi yang diberikan harus seunik mungkin agar masyarakat tertarik untuk menanggapinya. Misalnya, jika membuat iklan layanan masyarakat harus dibuktikan bahwa banyak anak banyak rezeki adalah salah.
Sosialisasi yang kedua dapat berupa short movie atau film pendek. Sosialisasi dalam bentuk short movie atau film pendek lebih digemari oleh anak-anak muda. Film pendek yang dibuat harus seunik mungkin agar anak muda tertarik melihatnya. Film pendek tersebut dapat dipublikasikan di media sosial seperti Youtube, Facebook, Instagram, dll.
Kesimpulan :
Untuk mengubah pola berpikir masyarakat mengenai ungkapan “Banyak Anak Banyak Rezeki” maka perlu dilakukan sosialisasi baik dari media cetak maupun media elektronik.
0 Response to "Mengatasi Pendapat “Banyak Anak Banyak Rezeki”"
Posting Komentar